dalambentuk simbol, (2) lingkaran fungsi simbol dan (3) sistem simbol. Simbol tidak saja berdimensi horisontal-imanen, melainkan pula bermatra transenden, memuat hubungan horisontal-vertikal; simbol bermatra metafisik. Kata kunci: Fungsi, Makna, dan Simbol Pendahuluan Pengertian tentang realitas dan cara keberadaan manusia di dunia perlu dihargai
Memaknaisesuatu ucapan berarti apa yang dimaksudkan oleh sang pembicara, yaitu apa yang ingin dikatakan (maksud) pembicara tersebut, dan apa makna kalimat itu sendiri yakni apa hubungan antara fungsi identifikasi dan fungsi predikat. Dengan kata lain, makna adalah baik bersifat noetik (referensial) dan noematik (semantik).
Sebagaisebuah simbol, tentu prakteknya akan tidak jauh dari sumber keyakinannya. Disisi lain, rasa takzim dan khidmat akan menjadikan para pemeluknya memaknai simbol-simbol tersebut. Tentu yang dimaksud oleh Giddens adalah agama secara umum yang bagi Budiwanti (2005: 29) disebut dengan itulah agama Samawi dan agama Tradisional.
Memaknai Ketidaksempurnaan" Catatan kiri 1 Manusia adalah mahluk yg mempunyai kemampuan,hak istimewa dan mempunyai urusan di bumi ataupun diakhir
. Simbol dan interaksi sosial tidak bisa dipisahkan pada kajian komunikasi. Penggunaan simbol-simbol merupakan kegiatan yang akan selalu hadir pada setiap proses komunikasi. Tinjauan komunikasi untuk penelitian makna simbol ini selalu mengalami perubahan seiring perkembangan jaman. Pola perubahan interaksi sosial di kalangan masyarakat akan membawa perubahan makna simbol yang terkandung didalamna. Tujuan penelitian ini adalah untuk pemaknaan simbol dalam perubahan interaksi sosial dalam tinjauan komunikasi. Metodologi yang digunakan kualitatif deskriptif dimana penjabaran simbolik melalui pendekatan Perspektif simbolis interaksionism. Hasil penelitian didapatkan bahwa manusia mengembangkan satu set simbol yang kompleks untuk memberi makna terhadap dunia dalam paradoks. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal RISALAH, Vol. 29, No. 1, Juni 2018 16-19 16 MAKNA DAN SIMBOL DALAM PROSES INTERAKSI SOSIAL Sebuah Tinjauan Komunikasi Aidil Haris1, Asrinda Amalia2 1,2Universitas Muhammadiyah Riau Jl. KH. Ahmad Dahlan No. 88 Pekanbaru Email aidilharis asrindaamalia Abstrak Simbol dan interaksi sosial tidak bisa dipisahkan pada kajian komunikasi. Penggunaan simbol-simbol merupakan kegiatan yang akan selalu hadir pada setiap proses komunikasi. Tinjauan komunikasi untuk penelitian makna simbol ini selalu mengalami perubahan seiring perkembangan jaman. Pola perubahan interaksi sosial di kalangan masyarakat akan membawa perubahan makna simbol yang terkandung didalamna. Tujuan penelitian ini adalah untuk pemaknaan simbol dalam perubahan interaksi sosial dalam tinjauan komunikasi. Metodologi yang digunakan kualitatif deskriptif dimana penjabaran simbolik melalui pendekatan Perspektif simbolis interaksionism. Hasil penelitian didapatkan bahwa manusia mengembangkan satu set simbol yang kompleks untuk memberi makna terhadap dunia dalam paradoks. Kata Kunci Simbol, interaksi sosial, dan komunikasi PENDAHULUAN Dalam dunia sastra sering kali kita mendengar kata-kata yang bermakna konotasi. Salah satunya adalah kata bunga, dimana dalam proses interaksi selalu dimaknai dengan seorang perempuan cantik nan menawan. Istilah bunga yang cantik selalu diidentikkan dengan bunga teratai, padma, lotus, atau seroja. Bunga dari tanaman air ini sangat populer di penjuru dunia. Rupanya yang indah menambah asri suasana. Dalam kehidupan sehari-hari, bunga teratai sering dijadikan simbol atau lambang kecantikan seorang wanita. Misalnya saja yang terdapat dalam tradisi India dimana sosok wanita ideal bernama padmini yang dilukiskan dengan tangan, kaki, serta wajah cantik ibarat bunga padma yang sedang merekah. Tidak hanya di India, teratai juga lekat dengan legenda dan tradisi masyarakat Cina. Dewi Kwan Im, Dewi Welas Asih dan pelindung orang-orang miskin biasa tampil dalam singgasana kuntum bunga teratai. Begitu pula He Xiangu, satu-satunya dewi diantara 7 dewa yang mendiami Fenghai selalu membawa bunga teratai untuk menyembuhkan penyakit. Oleh karena itu tidaklah mengherankan jika bunga teratai dijadikan lambang oleh banyak instansi, perkumpulan, bahkan oleh sebuah negara. Selain kata bunga sebagai sebuah kata bermakna konotasi, juga terdapat berbagai tanda sebagai sebuah penanda dari sesuatu petanda yang juga memiliki makna. Misalnya saja, logo, kebiasaan kelompok adat yang bernuansa religi dan banyak kebiasaan-kebiasaan lainnya yang tentu memiliki makna dan arti tertentu. Di dalam Islam, banyak sekali perumpamaan-perumpamaan, pesan non verbal, baik yang tersurat maupun tersirat. Pertanyaan yang muncul adalah, bagaimanakah keterkaitan makna dan simbol dalam proses interaksi sosial jika dilihat pada sudut pandang komunikasi? Menurut Saifuddin, simbol adalah objek, kejadian, bunyi bicara, atau bentuk-bentuk tertulis yang diberi makna oleh primer dari simbolisasi manusia adalah melalui bahasa. Tetapi manusia juga Saifuddin, Achmad Fedyani. 2005. Antropologi Kontemporer. Kencana. Jakarta Jurnal RISALAH, Vol. 29, No. 1, Juni 2018 16-19 17 berkomunikasi dengan menggunakan tanda dan simbol dalam bentuk tarian, lukisan, musik, arsitektur dan lain sebagainya. Jika demikian adanya, bagaimanakah manusia memaknai setiap simbol-simbol tersebut dalam proses interaksi sosial? PEMBAHASAN Memahami Definisi Makna dan Simbol Memahami kajian seputar simbol dan maknanya, bisa dilihat dari berbagai perspektif ilmu, khususnya sosial, linguistik dan sastra. Misalnya saja dalam perspektif Antropologi, istilah simbol sudah semenjak lama dinyatakan baik secara eksplisit maupun implisit. Edward Tylor sebagai seorang antropolog abad ke-19 menuliskan bahwa kekuatan penggunaan kata-kata sebagai tanda untuk mengekspresikan pemikiran, yang dengan ekspresi itu bunyi tidak secara langsung menghubungkannya, sebenarnya sebagai simbol-simbol arbiter adalah tingkat kemampuan khusus manusia yang tertinggi dalam bahasa, yang kehadirannya mengikat bersama semua ras manusia dalam kesatuan mental yang White dalam suatu tulisan tentang manusia sebagai spesies yang mampu menggunakan simbol menunjuk pentingnya konteks dalam makna Cassirer berpendapat bahwa tanpa suatu kompleks simbol, pikiran relasional tidak akan mungkin terjadi. Manusia memiliki kemampuan untuk mengisolasi hubungan-hubungan dan mengembangkannya dalam makna abstrak. Dari beberapa pendapat diatas, maka dalam perspektif Antropologi Simbolik memandang manusia sebagai pembawa dan produk, sebagai subjek sekaligus objek, dari suatu sistem tanda dan simbol yang berlaku sebagai sarana komunikasi untuk menyampaikan pengetahuan dan pesan-pesan. Simbol memberikan landasan bagi tindakan dan perilaku selain gagasan dan halnya dengan pendapat Umberto Eco yang menyebutkan bahwa semiotika merupakan sebuah disiplin yang mempelajari segala sesuatu yang dapat Ibid Ibid Ibid ibid digunakan untuk berdusta lie. Definisi Eco ini – meskipun mungkin sangat mencengangkan banyak orang- secara eksplisit menjelaskan betapa sentralnya konsep dusta di dalam wacana semiotika, sehingga dusta tampaknya menjadi prinsip utama semiotika itu sendiri. Eco mengemukakan bahwa “Bila sesuatu tidak dapat digunakan untuk mengungkapkan dusta, maka sebaliknya ia tidak dapat pula digunakan untuk mengungkapkan kebenaran ia pada kenyataannya tidak dapat digunakan untuk mengungkapkan apa-apa. Saya pikir definisi teori kedutaan adalah sudah sepantasnya diterima sebagai program komprehensif untuk semiotika umum.”Meskipun demikian, menurut Piliang, secara implisit dalam definisi Eco di atas adalah bahwa bila semiotika adalah sebuah kedustaan, maka ia sekaligus adalah teori kebenaran. Sebab bila sebuah tanda tidak dapat digunakan untuk mengungkapkan kebenaran, maka ia tidak dapat pula digunakan untuk mengungkapkan interaksi simbolik bermula dari interaksionisme simbolik yang digagas oleh George Herbert Mead yakni sebuah perspektif sosiologi yang dikembangkan pada kisaran pertengahan abad 20 dan berlanjut menjadi beberapa pendekatan teoritis yaitu aliran Chicago yang diprakarsai oleh Herbert Blumer, aliran Iowa yang diprakarsai oleh Manford Kuhn, dan aliran Indiana yang diprakarsai oleh Sheldon Stryker. Ketiga pendekatan teoritis tersebut mempengaruhi berbagai bidang disiplin ilmu salah satunya ilmu komunikasi. Teori interaksi simbolik dapat diterima dalam bidang ilmu komunikasi karena menempatkan komunikasi pada baris terdepan dalam studi eksistensi manusia sebagai makhluk sosial. Interaksionisme simbolik sebagai perspektif sosiologi dapat kita runut asal muasalnya saat idealisme Jerman atau pre-Sokratik, dan mulai berkembang pada akhir abad 19 dan awal abad 20 yang ditandai dengan berbagai tulisan dari beberapa tokoh seperti Charles S. Peirce, William James, dan John Dewey. Interaksionisme Piliang, Yasir Amir. 2010. Semiotika dan Hipersemiotika. Matahari. Bandung. Ibid. Hal 44-45 Ibid. Hal 45 Jurnal RISALAH, Vol. 29, No. 1, Juni 2018 16-19 18 simbolik lahir ketika diaplikasikan ke dalam studi kehidupan sosial oleh para ahli sosiologi seperti Charles H. Cooley, Thomas, dan George Herbert Mead. Dari sekian banyak ahli sosiologi yang menerapkan interaksionisme simbolik, Mead-lah yang secara khusus melakukan sistematisasi terhadap perspektif interaksionime simbolik. George Herbert Mead menjelaskan bahwa manusia termotivasi untuk bertindak berdasarkan pemaknaan yang mereka berikan kepada orang lain, benda, dan kejadian. Pemaknaan ini diciptakan melalui bahasa yang digunakan oleh manusia ketika berkomunikasi dengan pihak lain yakni dalam konteks komunikasi antarpribadi atau komunikasi interpersonal dan komunikasi intrapersonal atau self-talk atau dalam ranah pemikiran pribadi mereka. Bahasa sebagai alat komunikasi memungkinkan manusia mengembangkan sense of self dan untuk berinteraksi dengan pihak lain dalam suatu masyarakat. Dikarenakan pemikiran Mead tidak pernah dapat dipublikasikan, Herbert Blumer kemudian mengumpulkan, menyunting, dan mempublikasikan pemikiran Mead ke dalam sebuah buku bertajuk Mind, Self, and Society 1937 sekaligus memberikan nama dan mengenalkan istilah teori interaksi simbolik. Pengertian Interaksionisme Simbolik Terdapat dua pengertian mengenai interaksionisme simbolik atau teori interaksi yang diutarakan oleh para ahli, yaitu  Herbert Blumer mendefinisikan interaksionisme simbolik atau teori interaksi simbolik sebagai sebuah proses interaksi dalam rangka membentuk arti atau makna bagi setiap individu.  Scott Plunkett mendefinisikan interaksionisme simbolik sebagai cara kita belajar menginterpretasi serta memberikan arti atau makna terhadap dunia melalui interaksi kita dengan orang lain. Makna dan Simbol Dalam Proses Interaksi Sosial Dimana Bumi Dipijak, Disitu Langit Dijunjung. Pepatah tersebut merupakan penguatan tentang konsep diri manusia yang menunjukkan betapa pentingnya proses interaksi bagi manusia dimana saja ia berada. Seakan-akan, manusia itu perlu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Apabila manusia tidak menyesuaikan diri dengan lingkungannya, maka akan menggagalkan proses interaksinya sendiri. Pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang berinteraksi. Bahkan interaksi itu tidak saja eksklusif antar manusia, tetapi juga inklusif dengan seluruh kajian teori interaksionis simbolik, George Hebert Mead menekankan pada bahasa yang merupakan sistem simbol dan kata-kata merupakan simbol karena digunakan untuk memaknai berbagai hal. Dengan kata lain, simbol atau teks merupakan representasi dari pesan yang dikomunikasikan kepada publik. Menurut Mead, makna tidak tumbuh dari proses mental soliter namun merupaka hasil dari interaksi sosial atau signifikansi kausal interaksi sosial. Individu secara mental tidak hanya menciptakan makna dan simbol semata, melainkan juga ada proses pembelajaran atas makna dan simbol tersebut selama berlangsungnya interaksi sosial. Bahkan ditegaskan oleh Charon bahwa simbol adalah objek sosial yang digunakan untuk merepresentasikan apa-apa yang disepakati bisa direpresentasikan oleh simbol tersebut. Interaksi simbolis merupakan salah satu pendekatan yang bisa dilakukan dengan cultural studies. Menurut Norman Denzin dalam bukunya Symbolic Interactionism and Cultural Studies menekankan bahwa semestinya kajian terhadap interaksi simbolis memainkan peranan penting dalam cultural studies yang memusatkan perhatian pada tiga masalah yang terkait satu dengan lainnya, yakni produksi makna kultural, analisis tekstual makna-makna ini dan studi kebudayaan yang dijalani dan pengalaman yang dijalani. Namun, dalam tataran praktis Denzin melihat adanya kecenderungan dari interaksionisme simbolik untuk mengabaikan gagasan yang menghubungkan “simbol” dan “interaksi”.PENUTUP Perspektif simbolis interaksionism mendasarkan pandangannya pada asumsi bahwa Mufid, Muhammad. 2010. Etika dan Filsafat Komunikasi. Kencana. Jakarta Nasrullah, Rulli. 2012. Komunikasi Antar Budaya di era Budaya Siber. Kencana. Ibid Ibid Jurnal RISALAH, Vol. 29, No. 1, Juni 2018 16-19 19 manusia mengembangkan satu set simbol yang kompleks untuk memberi makna terhadap dunia. Karenanya makna muncul melalui interaksi manusia dengan lingkungannya. Lingkungan pertama yang memengaruhi pembentukan makna adalah kelurga. Keluarga adalah kelompok sosial terkecil dan individu mengembangkan konsep diri dan indetitas melalui interaksi sosial tertentu. DAFTAR PUSTAKA Saifuddin, Achmad Fedyani. 2005. Antropologi Kontemporer. Kencana. Jakarta Piliang, Yasir Amir. 2010. Semiotika dan Hipersemiotika. Matahari. Bandung. Mufid, Muhammad. 2010. Etika dan Filsafat Komunikasi. Kencana. Jakarta Nasrullah, Rulli. 2012. Komunikasi Antar Budaya di era Budaya Siber. Kencana. ... Herbert Blumer defines symbolic interaction as an interaction process to form meanings or meanings for all individuals then Scott Plunkett defines it as the way individuals learn to interpret and give meaning or meaning to the world through the interactions of one individual with another Haris & Amalia , 2018. ... Citra Rosalyn AnwarAndrianiThis article provides an overview of parents and children who build communication through KPop. This article becomes interesting to discuss because of the increasing popularity of the Korean Wave in Indonesia. Negative stigma also accompanies parental anxiety about their children's liking for the Korean Wave, especially KPop. In addition, there are problems with parents who find it difficult to build communication with their children. This article provides an overview of how parent-child communication is actually built through KPop. This article is the result of a qualitative study on three pairs of mothers and children in Makassar. The results of the study show that communication is very well established between mother and child, with the role of this Hallyu Wave... Bahasa yang digunakan manusia untuk berinteraksi satu sama lain baik dalam konteks komunikasi interpersonal, komunikasi intrapersonal, selftalk, atau dalam ruang pemikiran pribadi mereka membantu mengkonstruksi makna tersebut. Manusia dapat terlibat dengan anggota masyarakat lainnya dan menciptakan kesadaran diri berkat bahasa sebagai alat komunikasi Haris & Amalia, 2018. Kajian tentang pola interaksi manusia, yaitu bagaimana manusia berinteraksi satu sama lain dan dengan kelompok, menjadi penekanan utama teori interaksionisme simbolik. ...Sari Tri AnjaniIskandarsyah SiregarThis study analyzes how the existence of Palang Pintu Betawi culture and the understanding of the meaning of using Palang Pintu in Betawi traditional weddings. The purpose of this research is to look for strategies for restoring the Betawi traditional Palang Pintu culture. The theory used is George Herbert Mead's symbolic interaction theory. The method used in this study is the qualitative research method of Cresswell, The nature of this research is descriptive. By using the questionnaire method as data collection. The results obtained are an explanation of how the existence of Palang Pintu culture as an opening in the Betawi traditional event. As well as what strategies can be implemented to restore the Betawi culture which is almost extinct... Pandangan tersebut menegaskan bahwa teori interaksi simbolik merupakan sebuah proses pemaknaan secara terus menerus atau berkelanjutan saat percakapan berlangsung terhadap bahasa dan gerak tubuh gesture dalam menghadapi antisipasi bagaimana reaksi orang lain. Pandangan lain juga dikemukakan oleh Scott Plungkett mengatakan bahwa teori interaksi simbolik berbicara tentang cara manusia menginterpretasi dan mengartikan sesuatu atau cara manusia memaknai dunianya melalui interaksinya dengan orang lain dalam Haris & Amalia, 2018. Sementara dalam pemikiran LaRosa dan Donald C. Ritzes seperti dikutip dalam Siregar 2011 sebagai membentuk dunia simbolik secara bersama. ...Benedictus SimangunsongFelisianus N. RahmatAbstrak Budaya memainkan peran yang sangat penting dalam politik karena menjadi cerminan masyarakat dalam menentukan sikap dan pilihan politik atau membentuk karakteristik masyarakat dalam berpolitik. Contoh dari hubungan antara budaya dan politik bisa tergambarkan pada isu kekerabatan pada pilkada Manggarai Barat 2020 yang dibahas dalam penelitian ini. Fenomena kekerabatan yang dimaksud adalah adanya kecenderungan dari masyarakat Manggarai Barat pada umumnya untuk memilih pemimpin yang seasal atau karena faktor kekerabatan dan kekeluargaan atau dikenal sebagai budaya lonto leok yang masih kuat mempengaruhi kehidupan masyarakat termasuk politik. Penelitian ini menggunakan paradigma interpretif dengan metode penelitian Fenomenologi. Adapun pengumpulan data penelitian dilakukan dengan data primer yaitu melakukan wawancara mendalam dan dokumentasi serta data sekunder berupa studi kepustakaan. Wawancara dilakukan kepada para informan yang melakukan lonto leok menjelang Pilkada Mabar Tahun 2020 dan juga pada pilkada-pilkada sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna kekerabatan dalam budaya lonto leok pada proses pilkada di Manggarai Barat adalah kebersamaan dan ketergantungan. Sementara peran budaya lonto leok dalam proses politik adalah pada saat pengambilan keputusan dan menumbuhkan ikatan kekerabatan. Kata kunci Budaya, Politik, Kekerabatan, Lonto Leok, fenomenologi, makna kekerabatan Abstract Culture plays a very important role in politics because it reflects the everyday life of society in determining political attitudes and choices or shaping the characteristics of society in politics. One of them many examples about the relationship between culture and politics can be illustrated in the issue of kinship in the 2020 West Manggarai regional election discussed in this study. The kinship phenomenon in question is the tendency of the West Manggarai community in general to choose leaders who are in the same kinship and it is known as the lonto leok culture which still strongly influences people's life, including politics. This study uses an interpretive paradigm with phenomenological research methods. The research data collection was carried out with primary data, namely conducting in-depth interviews and documentation and secondary data in the form of literature study. Interviews were conducted with informants who conducted lonto leok ahead of the 2020 Mabar Pilkada and also in the previous pilkada. The results showed that the meaning of kinship in the lonto leok culture in the election process in West Manggarai was togetherness and dependence. Meanwhile, the role of lonto leok culture in the political process is at the time of making decisions and fostering kinship ties. Keywords Culture, Politics, Kinship, Lonto Leok, phenomenology, meaning of kinship... Makna simbolik merupakan konstruksi simpel yang terdiri dari objek, gambar, suara, aksi, gestur, ucapan dan tentu saja sesuatu yang memiliki arti tertentu. Sesuatu tersebut merupakan simbol yang merepresentasikan fenomena dan kejadian-kejadian dari kacamata sosial maka terdapat hubungan antara makna secara tersirat dengan makna dalam bentuk simbol Ahmadi, 2008;Haris & Amalia, 2018. ...Isnaini IndrawatiSiti MuyasarohZainul AhwanThis study aims to find out and raise the symbolic meaning and how communication events, communication situations, communication patterns and communication actions at district ceremonies and larung lumpeng in Lake Ranu Ranuklindungan Village, Grati District, Pasuruan Regency. The symbolic meaning in district ceremonies and larung tumpengmenarik to be researched, considering that there are many aspects of communication that have not been scientifically raised, especially in the realm of Communication Science. This research uses a qualitative descriptive paradigm approach, with focus group discussion FGD data collection methods and document analysis. The theory used is the theory semiotics of charles sanders pierce which is related to symbols and interactions in the Distrikan and Larung tumpeng ceremonies, semiotics of charles sanders pierce by prioritizing 3 models of semiotiks Charles Sanders Pierce, namely Icon, Simbols and Index. In Semiotiks concept the communication pattern shown is in 3 times of distrikan ceremonial, that can create several symbols as a medium, as well as expressed in the form of prayers and mantras to interact with God through the intermediary of The New Klinting As Bahu Rekso Danau Ranu. And by using the context of the minds of the people around Lake Ranu who take a role or action as a symbolic ability to place themselves in the implementation of the District and Larung tumpengdi Lake Ranu ceremonies, Ranuklindungan Village, Grati District as a form of symbolic. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengangkat makna simbolik serta bagaimana peristiwa komunikasi, situasi komunikasi, pola komunikasi dan tindakan komunikasi pada upacara distrikan dan larung lumpeng di Danau Ranu Desa Ranuklindungan Kecamatan Grati Kabupaten Pasuruan. Makna simbolik dalam upacara distrikan dan larung tumpeng menarik untuk diteliti, mengingat ada banyak aspek komunikasi yang belum diangkat secara ilmiah terutama dalam ranah Ilmu Komunikasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan paradigma deskriptif kualitatif, dengan metode pengumpulan data Focus Group Discussion FGD dan analisis dokumen. Teori yang digunakan adalah teori semiotika charles sanders pierce yang berkaitan dengan simbol dan interaksi yang ada didalam upacara distrikan dan larung tumpeng, semiotika charles sanders pierce dengan 3 model analisis semiotik Charles Sanders Pierce yakni Ikon, Simbol dan Indeks. Kesimpulan penelitian menunjukkan dalam model semiotik komunikasi yang ditunjukan adalah komunikasi pada tiga waktu upacara distrikan yakni pembukaan, prosesi dan penutup yang dapat menciptakan beberapa simbol dalam tanda-tanda fenomena upacara distrikan serta dituangkan dalam bentuk doa dan mantra untuk berinteraksi dengan Tuhan melalui perantara Baru Klinting Sebagai Bahu Rekso Danau Ranu, dengan menggunakan konteks pikiran masyarakat sekitar Danau Ranu, yang mengambil peran atau tindakan sebagai kemampuan simbolis untuk menempatkan diri dalam pelaksanaan upacara Distrikan dan larung tumpeng di Danau Ranu Desa Ranuklindungan Kecamatan Aprianti YusmidahHadawiah HadawiahAhdan AhdanPenelitian ini Bertujuan penelitian ini adalah 1 Bagaimana Komunikasi Antarbudaya Suku Bugis dan Suku Tidung di Kalimantan Utara Studi Pada masyarakat Kelurahan Gunung Lingkas Kota Tarakan. 2 Bagaimana Bentuk Adaptasi Budaya Suku Bugis Terhadap Suku Tidung di Kalimantan Utara Studi Pada masyarakat Kelurahan Gunung Lingkas Kota Tarakan. Penelitian ini berlangsung selama satu bulan dan berlokasi di wilayah Kalimantan Utara Kelurahan Gunung Lingkas Kota Tarakan dengan informan sebanyak 8 delapan orang dimana mereka merupakan orang yang berasal dari Suku Bugis dan Suku Tidung. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian kualitatif, dengan teknik pengumpulan data dilakukan melalui dua cara, yakini data primer dan data sekunder. Adapun metode pengumpualan data dengan melakukan observasi, wawancara, dokumentasi, studi pustaka dan metode fonomenologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi sudah terjadi sejak dahulu dan hidup berdapingan, serta tejadi perkawinan antar suku, dan semua makhluk sosial memerlukan intraksi untuk melakukan proses komunikasi adaptasi terutama dari Suku Bugis selaku suku pendatang. Adanya perbedaan budaya antara Suku Bugis dan Suku Tidung tidak menjadi sebuah masalah selagi itu baik dan tidak Rofifah MarzukiAhdan AhdanSitti RahmawatiNur Rofifah Marzuki. 06520180145. Makna Simbolik Komunikasi Budaya Dalam Tradisi Kamba-Kambano Dho Gaa Pada Masyarakat Rumpun Bombonawulu, Kecamatan GU, Kabupaten Buton Tengah Tujuan dari penelitian ini adalah 1 Untuk mengetahui makna simbolik dalam tradisi kamba-kambano dho gaa pada masyarakat Rumpun Bombonawulu, Kecamatan GU, Kabupaten Buton Tengah. 2 Untuk mengetahui bentuk komunikasi budaya dalam tradisi kamba-kambano dho gaa pernikahan pada masyarakat Rumpun Bombonawulu, Kecamatan GU, Kabupaten Buton Tengah. Adapun jenis penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara semiterstruktur, dan dokumentasi. Informan penelitian adalah tiga tokoh adat dan dua masyarakat yang terlibat dalam proses pelaksanaan tradisi kamba-kambano dho gaa. Dalam menganalisis data menggunakan teknik analisis data dari Miles dan Huberman menggunakan tiga teori yaitu teori interaksi simbolis, teori semiotika, dan teori folklor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tradisi Kamba-Kambano Dho Gaa bagi masyarakat Rumpun Bombonawulu dilakukan saat seorang anak laki-laki secara biologis sudah memiliki dasar-dasar kemampuan jasmani berupa ketangkasan dan randaa. Bagi anak perempuan ditandai dengan telah mengalami masa haid dan telah memiliki kemampuan membantu atau mengurus rumah tangga. dalam prosesi pelaksanaan tradisi Kamba-Kambano Dho Gaa dilakukan tahap demi tahap. Seperti tahap nofecilae mengintip, Feenagho losa menyampaikan lamaran, de owa losa membawa lamaran, persiapan isi gambi pernikahan, pengantaran gambi, do kala powowo pergi tinggal, haroa baca doa, mo’ato akad nikah, fewaniu ae mencuci kaki, dengkoha do kawi duduk kawin, kafeinao no pakawi nasehat dan ijab qabul, pesua lambu moane kerumah suami. Di setiap tahapan ini memiliki makna simbolikPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan kelekatan diantara mahasiswa dalam pembelajaran daring di masa pandemi Covid-19. Kajian ini dilatarbelakangi oleh kondisi pembelajaran daring yang menyebabkan keterbatasan mahasiswa dalam berinteraksi dan bersosialisasi secara tatap muka sehingga hubungan kelekatan diantara mahasiswa menjadi terhambat. Penelitian ini di kaji dengan pendekatan Study kasus, dengan metode deskriptif. Data diperoleh melaui survei yang dilakukan kepada mahasiswa baru program studi pendidikan PKN FKIP Universitas Mataram kemudian diolah melalui proses pengumpulan, penyajian dan pengambilan kesimpulan. Ada beberapa temuan yang menjadi dasar mengapa pola pembelajaran daring menghambat proses hubungan kelekatan diantaranya; 1 sebagian besar mahasiswa belum pernah bertemu secara langsung dengan teman sekelasnya sehingga hanya sebagian kecil dari mereka yang saling mengenal, 2 Mahasiswa tidak memiliki teman dekat di kelasnya sehingga sebagian besar dari mereka belum pernah kumpul ataupun bermain bareng; 3 meskipun komunikasi diantara mereka masih berjalan baik akan tetapi semua dilakukan hanya melalui media sosial atau Chating. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hubungan kelekatan diantara mahasiswa dalam pembelajaran daring tidak terbentuk karena mahasiswa tidak memiliki cukup ruang dan waktu untuk mengenali lebih dalam. Kondisi tersebut tidak memberikan kesempatan mahasiswa untuk saling mengidentifikasi, sehingga tidak terjadi proses simpati, dan empati dan akhirnya hubungan kelekatan tidak SaadahAmriana AmrianaChange does not always have a negative impact on the living system, there are positive values ??that can always be learned from a change. In social communication, for example, individuals and groups have a stake in making choices about communication methods. This paper specifically describes how changes in parental communication modes in building children's career motivation. In this paper, the method used is a qualitative descriptive method where the technique is a literature study data collection technique, namely looking for relevant literature on online news pages on the internet. Content analysis is used by reading and interpreting data to describe how changes in parental communication modes with children affect children's career motivation. The findings in this paper show that changes in technology-based communication modes in building motivation provide space for children to represent their desires in the career field. In addition, parents in this case also provide positive feedback on children's choices, so as to create healthy relationships that can make children feel accepted and heard within the family and communityDindin SaepudinThe purpose of this study is to determine the communication strategy of lecturers in building understanding of PTNBH at the Bandung Institute of Technology. Communication is a fundamental thing in human life, even communication becomes a phenomenon for the formation of a society or community integrated by information, where each individual in the society itself shares information sharing to achieve common goals. In simple terms, communication can occur if there is a similarity between the person who conveys the message and the person who receives the message. The research method that researchers use is a descriptive research method with a qualitative type through historical methods, namely research that studies a principle that occurs in the present and in the past based on the traces obtained. As a result of the research that has been carried out, it can be concluded that the things behind ITB implementing its public communication strategy are in building a common understanding of various matters related to the change in the status of PTN to PTN-BH. The institution, in this case the ITB Public Relations, carries out interaction activities through a public communication strategy where everyone can respond to each other and monitor the situation so that a common understanding of the background of changes in the status of the institution is formed; The public communication strategy is also carried out in reducing and providing solutions to the unrest that occurs in the ITB academic community. In this study, stakeholders focused on ITB students Departing from intense interactions, various integrated habits of all ITB academics were constructed to achieve common goals successSemiotika dan Hipersemiotika. MatahariYasir PiliangAmirPiliang, Yasir Amir. 2010. Semiotika dan Hipersemiotika. Matahari. dan Filsafat KomunikasiMuhammad MufidMufid, Muhammad. 2010. Etika dan Filsafat Komunikasi. Kencana. Jakarta Nasrullah, Rulli. 2012. Komunikasi Antar Budaya di era Budaya Siber. Kencana.
Memahami Teori Interaksionisme Simbolik Latar Belakang Dalam masyarakat terdapat berbagai interaksi antar individu yang saling bertukar makna dan simbol. Makna-makna disepakati dalam masyarakat hingga terlahir struktur berupa aturan atau norma. Perbedaan pemaknaan melahirkan konflik atau sering kita kenal mis-intrepetasi makna. Dalam kehidupan sehari-hari manusia melempar simbol dalam tiap tindakan apapun. Simbol atau makna dapat mewakili watak atau pesan tertentu kepada manusia lain. Pemaknaan dan pertukaran simbol atau makna adalah definisi sederhana dari interaksionisme simbolik. Akar pemahamannya akan diulas sedikit. Sedangkan cabang teori dan turunannya akan dibahas dalam tulisan lain, seperti dramaturgi, dimana manusia / aktor sejatinya hanyalah memainkan peran-peran dalam drama kehidupan, Goffman membaginya menjadi tiga bagian front stage, back stage dan off stage. Interaksionisme simbolik muncul di Universitas Chicago di tahun 1920-an dari pertemuan pengaruh pragmatisme, behaviorisme, dan pengaruh sosiologi Simmelian. Interaksionisme simbolik dibangun bertolak belakang dengan teori reduksionisme behaviorisme psikologis dan determinasi struktural seperti struktural fungsional. Pragmatisme Ada beberapa aspek pragmatisme yang mempengaruhi orientasi sosiologis yang dikembangkan oleh George Herbert Mead Charon, 2000; Joas, 1993. Pertama, menurut pemikir pragmatisme, realitas sebenarnya tidak berada “di luar” dunia nyata; realitas “diciptakan secara aktif saat kita bertindak di dalam dan terhadap dunia nyata.” Hewit, 1984 8; lihat juga Shalin, 1986. Kedua, manusia mengingat dan mendasarkan pengetahuan mereka mengenai dunia nyata pada apa yang telah terbukti berguna bagi mereka. Ada kemungkinan mereka mengganti apa-apa yang tidak lagi “bekerja.” Ketiga, manusia mendefinisikan “objek” sosial dan fisik yang mereka temui di dunia nyata menurut kegunaannya bagi mereka. Keempat, bila kita ingin memahami aktor, kita harus mendasarkan pemahaman itu di atas apa-apa yang sebenarnya mereka kerjakan dalam dunia nyata. Ada tiga hal penting bagi Interaksionisme simbolik memusatkan perhatian pada interaksi antara aktor dengan dunia nyata;memandang baik aktor, maupun dunia nyata sebagai proses dinamis dan bukan sebagai struktur arti penting yang dihubungkan kepada kemampuan aktor untuk menafsirkan kehidupan sosial. Menurut David Lewis dan Richard Smith, bahwa John Dewey bersama William James lebih besar pengaruhnya dalam pengembangan Interaksionisme simbolik ketimbang Mead. Pemikiran Mead ada pada pinggiran utama sosiologi Chicago awal. Ada dua cabang pragmatisme yaitu Realisme Filosofis yang dihubungkan dengan Mead dan Pragmatisme Nominalis yang dihubungkan dengan Dewey dan James. Menurut mereka Interaksionisme simbolik lebih banyak dipengaruhi oleh pendekatan nominalis. Pendirian nominalis adalah bahwa meski ada fenomena tingkat makro, namun hal itu tidak mempunyai pengaruh yang independen dan menentukan terhadap kesadaran dan perilaku individual. Tokoh kunci Interaksionisme simbolik adalah Herbert Blumer yang meski menyatakan menganut pendekatan Meadian namun ia dipandang sebagai seorang nominalis. Menurut Lewis dan Smith 1980, 172 esensi perbedaan mereka yaitu Blumer… bergerak sepenuhnya menuju interaksionisme psikis.. berbeda dengan behavioris sosial Meadian, interaksionis psikis berpendirian bahwa makna symbol-simbol tidak universal dan objektif; maknanya lebih bersifat individual dan subjektif dalam arti makna-makna itu “dilekatkan” pada symbol penerima sesuai dengan cara yang ia pilih untuk menafsirkannya” Behaviorisme Lewis dan Smith menafsirkan bahwa Mead dipengaruhi oleh behaviorisme psikologis, sebuah perspektif yang membawanya ke arah realis dan empiris. Mead sebenarnya menyebut basis pemikirannya sebagai behaviorisme sosial untuk membedakannya dengan behaviorisme radikal dari John B salah seorang murid Mead. Behaviorisme radikal Watson memusatkan perhatian pada perilaku individual yang dapat diamati. Penganut behaviorisme radikal manyangkal proses mental tersembunyi yang terjadi di antara saat stimuli dipakai dan respons dipancarkan. Menurut Mead pusat studi adalah Tindakan yang terdiri atas aspek tersembunyi dan yang terbuka dari tindakan manusia. Di dalam tindakan itulah semua kategori psikologis tradisional dan orthodoks menemukan tempatnya. Perhatian, persepsi, imajinasi, alasan, emosi dsb dilihat sebagai bagian dari tindakan… karenanya tindakan melihat keseluruhan proses yang terlibat dalam aktivitas manusia. Meltzer, 1964/1978 23. Mead berbeda anggapan dengan bahaviorisme radikal yang menyamakan manusia dengan binatang. Menurut Mead kunci perbedaannya adalah bahwa manusia mempunyai kapasitas mental yang memungkinkannya menggunakan bahasa antara stimulus dan respons untuk memutuskan bagaimana cara merespons. Tindakan Sosial Menurut George Herbert Mead Sementara tindakan hanya melibatkan satu orang, tindakan sosial melibatkan dua orang atau lebih. Menurut Mead, gerak atau sikap isyarat adalah mekanisme dasar dalam tindakan sosial dan dalam proses sosial yang lebih umum. Sikap– Isyarat Gesture Menurut Mead, gesture adalah gerakan organisme pertama yang bertindak sebagai rangsangan khusus yang menimbulkan tanggapan secara sosial yang tepat dari organisme kedua Mead, 1934/1962 14; lihat juga Mead, 1959 187. Baik binatang maupun manusia mampu membuat isyarat dalam arti bahwa tindakan seorang individu tanpa pikir dan secara otomatis mendapatkan reaksi dari individu lain. Ritzer, 2016. Isyarat suara sangat penting perannya dalam perkembangan isyarat yang signifikan. Namun, tak semua isyarat suara adalah signifikan. Tetapi perkembangan isyarat suara, terutama dalam bentuk bahasa, adalah faktor paling penting yang memungkinkan perkembangan khusus kehidupan manusia. “kekhususan manusia di bidang isyarat bahasa inilah pada hakikatnya yang bertanggung jawab atas asal mula pertumbuhan masyarakat dan pengetahuan manusia sekarang, dengan seluruh kontrol terhadap alam dan lingkungan dimungkinkan berkat ilmu pengetahuan Mead, 1934/1962 14 dalam Ritzer 2016. Isyarat suara itulah terutama yang menyediakan medium organisasi sosial dalam masyarakat manusia Mead, 1959 188 dalam Ritzer 2016. Simbol-simbol Signifikan Simbol signifikan adalah sejenis gerak isyarat yang hanya dapat diciptakan manusia. Isyarat menjadi simbol signifikan bila muncul dari individu yang membuat simbol-simbol itu sama dengan sejenis tanggapan tetapi tak selalu sama yang diperoleh dari orang yang menjadi sasaran isyarat. Kumpulan suara yang paling mungkin menjadi simbol signifikan dan sekaligus dapat memberikan makna tertentu adalah Bahasa. Lebih lanjut, isyarat percakapan yang disadari atau yang signifikan adalah mekanisme yang jauh lebih memadai dan efektif untuk saling menyesuaikan diri dalam tindakan sosial, ketimbang percakapan yang tak disadari atau yang tak signifikan Mead, 1934/1962 46 dalam Ritzer, 2016. Yang sangat penting dari teori Mead ini adalah fungsi lain simbol signifikan yakni memungkinkan proses mental, berpikir. Hanya melalui simbol signifikan khususnya melalui bahasa-manusia bisa berpikir hewan yang lebih rendah menurut Mead tak bisa berpikir. Mead mendefinisikan berpikir thinking sebagai percakapan implisit individu dengan dirinya sendiri dengan memakai isyarat” 1934/1962 47. Mead bahkan menyatakan, “Berpikir adalah sama dengan berbicara dengan orang lain” 1982 155. Dengan kata lain, berpikir melibatkan berbicara dengan diri sendiri. Jelas di sini Mead mendefinisikan berpikir menurut aliran behavioris. Percakapan meliputi perilaku berbicara dan perilaku itu juga terjadi di dalam diri individu; ketika perilaku terjadi, berpikir pun terjadi. Ini bukan definisi terpikir secara mentalistis; ini jelas definisi berpikir dalam arti behavioristik. Simbol signifikan juga memungkinkan interaksi simbolik. Artinya, orang dapat saling berinteraksi tidak hanya melalui isyarat tetapi juga melalui simbol signifikan. Kemampuan ini jelas memengaruhi kehidupan dan memungkinkan terwujudnya pola interaksi dan bentuk organisasi sosial yang jauh lebih rumit ketimbang melalui isyarat saja. Simbol signifikan jelas penting perannya dalam pemikiran Mead. Mind, Self dan Society karya tunggal George Herbert Mead Ia menulis buku Mind, Self dan Society, karya tunggal yang penting dalam tradisi Intraksionisme simbolik yang dipublikasikan Blumer pada 1937. Mead menganalisa pengalaman dari sudut pandang komunikasi sebagai esensi dari tatanan sosial. Bagi Mead, proses sosial adalah yang utama dalam struktur dan proses pengalaman individu. Berdasarkan judul bukunya, maka dalam interaksionisme simbolik terdapat tiga konsep kunci utama yaitu mind, self, dan society. 1. Mind pikiran Menurut Mead, mind berkembang dalam proses sosial komunikasi dan tidak dapat dipahami sebagai proses yang terpisah. Proses ini melibatkan dua fase yaitu conversation of gestures percakapan gerakan dan language bahasa. Keduanya mengandaikan sebuah konteks sosial dalam dua atau lebih individu yang berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Mind hanya tampil manakala simbol-simbol yang signifikan digunakan dalam komunikasi. Mind adalah proses yang dimanifestasikan ketika individu berinteraksi dengan dirinya sendiri dengan menggunakan simbol-simbol signifikan yaitu simbol atau gestur dengan interpretasi atau makna. Mind juga merupakan komponen individu yang menginteruspsi tanggapan terhadap stimuli atau rangsangan. Adalah mind yang meramal masa depan dengan cara mengeksplorasi kemungkinan tindakan keluaran sebelum dilanjutkan dengan tindakan. 2. Self diri Self diartikan melalui interaksi dengan orang lain. Self merujuk pada kepribadian reflektif dari individu. Self adalah sebuah entitas manusia ketika ia berpikir mengenai siapa dirinya. Untuk memahami konsep tentang diri, adalah penting untuk memahami perkembangan diri yang hanya mungkin terjadi melalui pengambilan peran. Agar kita bisa melihat diri kita maka kita harus dapat mengambil peran sebagai orang lain untuk dapat merefleksikan diri kita. Pengambilan peran ini merupakan bagian yang sangat penting dalam pengembangan diri. Gambaran mental inilah yang oleh Charles H. Cooley dinamakan dengan looking glass-self dan dibentuk secara sosial. Menurut Mead, self dikembangkan melalui beberapa tahapan, yaitu Tahap persiapan – imitasi yang tidak berartiTahap bermain – terjadi bermain peran namun bukan merupakan konsep yang menyatu dalam perkembangan diriTahap permainan – merupakan tahap perkembangan diri Self adalah fungsi dari bahasa. Seorang individu harus menjadi anggota suatu komunitas sebelum kesadaran diri membentuknya. Self merupakan proses yang berlangsung terus menerus yang mengkombinasikan “I” dan “Me”. Oleh karena itu, dalam self terdiri dari dua bagian, yaitu “I”dan “Me”. I – diri yang aktif, merupakan kecenderungan impulsif dari diri individu, bersifat spontan, dan juga merupakan aspek dari eksistensi manusia yang tidak – merupakan diri yang menjadi objek renungan kita atau merupakan gambaran diri yang dilihat melalui cermin diri dari reaksi yang diberikan oleh orang lain. Menurut Mead, suatu tindakan diawali dalam bentuk “I” dan diakhiri dalam bentuk “Me”. “I” memberikan tenaga penggerak sementara “Me” memberikan arahan. “I” bersifat kreatif dan spontan yang tersedia bagi perubahan dalam masyarakat. Karenanya dalam konsep self adalah sesuatu yang kuat dan komprehensif memahami bagaimana fungsi manusia dalam masyarakat dan fungsi masyarakat itu sendiri. Konsep tersebut juga sekaligus menunjukkan hubungan antara individu dan masyarakat. 3. Society masyarakat Society atau masyarakat dibentuk melalui interaksi antar individu yang terkoordinasi. Menurut Mead, interaksi yang tejadi pada manusia menempati tingkatan tertinggi bila dibandingkan makhluk lainnya. Hal ini dikarenakan digunakannya berbagai macam simbol signifikan yaitu bahasa. Meskipun terkadang manusia memberikan respon atau tanggapan secara otomatis dan tanpa berpikir panjang terhadap gestur manusia lainnya, interaksi manusia ditransformasikan dengan kemampuannya untuk membentuk dan menginterpretasikan secara langsung dengan menggunakan sistem simbol konvensional. Komunikasi manusia memiliki makna dalam gerakan simbolik dan tidak meminta tanggapan langsung. Manusia harus menafsirkan setiap gerakan dan menentukan makna mereka. Dikarenakan komunikasi manusia melibatkan interpretasi dan penugasan makna maka hal tersebut dapat terjadi ketika ada konsensus dalam makna. Makna simbol hendaknya dibagikan dengan manusia lainnya. Makna bersama selalu terjadi melalui pengambilan peran. Untuk menyelesaikan suatu tindakan, pelaku harus menempatkan dirinya pada posisi orang lain. Perilaku dipandang sebagai sosial tidak hanya ketika memberikan respon terhadap orang lain melainkan juga ketika telah tergabung di dalam perilaku orang lain. Manusia menanggapi diri mereka sebagaimana orang lain menanggapi mereka dan dengan demikian mereka berbagi perilaku orang lain secara imaginer. Prioritas Sosial Masyarakatlah yang pertama, baru kemudian pikiran di dalam masyarakat. Mead selalu memberikan prioritas pada kehidupan sosial dalam memahami pengalaman sosial. Kelompok sosial muncul lebih dahulu, dan kelompok sosial menghasilkan perkembangan keadaan mental kesadaran diri. Mead dan Empat Basis dan Tahap Tindakan Stimulus sebagai sebuah kesempatan atau peluang untuk bertindak, bukan sebagai sebuah paksaan atau perintah Mead, 1982 28. Mead mengidentifikasi empat basis dan tahap tindakan yang saling berhubungan yang merupakan satu kesatuan organik yang dialektis. Mead tertarik pada kesamaan dan perbedaan antara manusia dan binatang; Impuls Dorongan hati yang meliputi stimulasi/ rangsangan spontan yang berhubungan dengan alat indra dan reaksi aktor terhadap rangsangan, kebutuhan untuk melakukan sesuatu terhadap rangsangan itu. Contoh rasa lapar 2. Persepsi Aktor menyelidiki dan bereaksi terhadap rangsangan yang berhubungan dengan impuls. Manusia mempunyai kapasitas untuk merasakan dan memahami stimuli melalui pendengaran, senyuman, rasa dsb. Tindakan memahami objek itulah yang menyebabkan suatu itu menjadi objek bagi seseorang. Pemahaman dan objek tidak dapat dipisahkan satu sama lain/ dialektis. 3. Manipulasi Tahap manipulasi adalah tahap jeda yang penting dalam proses tindakan agar tanggapan tak diwujudkan secara spontan. Memberi sela waktu dengan memperlakukan objek, memungkinkan manusia merenungkan berbagai macam tanggapan. 4. Konsumasi Tahap pelaksanaan atau mengambil tindakan yang memuaskan dorongan hati sebenarnya Prinsip-prinsip Dasar Interaksionisme Simbolik. Tidak seperti binatang, manusia dibekali kemampuan untuk berpikirKemampuan berpikir dibentuk oleh interaksi sosial, Dalam interaksi sosial, manusia mempelajari makna dan symbol yang memungkinkan mereka menggunakan kemampuan berpikir mereka yang khusus dan simbol yang memungkinkan manusia melakukan tindakan khusus dan berinteraksiManusia mampu mengubah arti dan simbol yang mereka gunakan dalam tindakan dan interaksi berdasarkan penafsiran mereka terhadap situasiManusia mampu memodifikasi dan mengubah, sebagian karena kemampuan mereka berinteraksi dengan diri mereka sendiri, yang memungkinkan mereka menguji serangkaian peluang tindakan, menilai keuntungan, dan kerugian relatifnya dan kemudian memilih satu di antara serangkaian peluang tindakan aksi dan interaksi yang saling berkelindan akan membentuk kelompok dan masyarakat. Pembelajaran Makna dan Simbol Setelah mempelajari Mead, teoretisi interaksionisme simbolik cenderung menyetujui pentingnya sebab musabab interaksi sosial. Dengan demikian Makna bukan berasal dari proses mental yang menyendiri atau isolasi, tetapi berasal dari interaksi. Perhatian utama bukan tertuju pada bagaimana cara mental manusia mendapatkan arti dan simbol, tetapi bagaimana cara mereka mempelajarinya selama interaksi pada umumnya dan selama proses sosialisasi pada khususnya. Manusia mempelajari simbol dan makna dalam interaksi sosial. Mereka menanggapi simbol dengan cara berpikir Aksi dan Interaksi Teoretisi interaksionisme simbolik memusatkan perhatian pada dampak dan makna dan simbol terhadap tindakan dan interaksi manusia. Di sini kita menggunakan Mead untuk membedakan antara perilakju lahiriah dan perilaku tersembunyi Perilaku tersembunyi adalah proses berpikir yang melibatkan simbol dan arti. Perilaku lahiriah adalah perilaku sebenarnya yang dilakukan oleh seorang aktor. Beberapa perilaku lahiriah tidak melibatkan perilaku tersembunyi perilaku karena kebiasaan atau tanggapan tanpa pikir terhadap rangsangan eksternal. Tetapi, sebagian besar tindakan manusia melibatkan kedua jenis perilaku itu. Perilaku tersembunyi menjadi sasaran perhatian utama teoretisi interaksionisme simbolik sedangkan perilaku lahiriah menjadi sasaran perhatian utama teoretisi teori pertukaran atau penganut behaviorisme tradisional pada umumnya. Simbol dan arti memberikan ciri-ciri khusus pada tindakan sosial manusia yang melibatkan aktor tunggal dan pada interaksi sosial manusia yang melibatkan dua orang aktor atau lebih yang terlibat dalam tindakan sosial timbal balik. Tindakan sosial adalah tindakan di mana individu bertindak dengan orang lain dalam pikiran. Dengan kata lain, dalam melakukan tindakan, seorang aktor mencoba menaksir pengaruhnya terhadap aktor lain yang terlibat. Meskipun mereka sering terlibat dalam perilaku tanpa pikir, perilaku berdasarkan kebiasaan, namun manusia mempunyai kapasitas untuk terlibat dalam tindakan sosial. oleh Galih Andreanto, Kandidat Master Sosiologi Pedesaan IPB
Bagaimana Cara Manusia Memaknai Simbol – Coba pilih salah satu simbol di atas. Setiap aspek simbol, bentuk, ukuran, dan warnanya, ada hubungannya dengan kepribadian Anda. , Jakarta – Sebagai manusia, preferensi kita sudah ditentukan sejak awal, baik itu fashion, pilihan makanan, warna, bentuk maupun ukuran. Namun pernahkah Anda berpikir bahwa pilihan Anda benar-benar mencerminkan kepribadian Anda? Misalnya, jika Anda adalah orang yang rapi dan teratur, Anda cenderung memilih warna yang terang dan terang. Nah, sekarang coba pilih salah satu simbol di atas. Setiap aspek simbol, mulai dari bentuk, ukuran, dan warna, mewakili sesuatu. Pilihan Anda akan menentukan seperti apa kepribadian Anda nantinya. Berdasarkan Pdf Makna Dan Simbol Dalam Proses Interaksi Sosial sebuah Tinjauan Komunikasi Jika kamu memilih simbol pertama, berarti kamu adalah orang yang selalu berusaha melakukan yang terbaik dalam pekerjaannya. Anda mengikuti aturan bahkan saat Anda meraih ambisi tertinggi. Kamu juga orang yang murah hati dan pekerja keras. Di sisi lain, orang sering mengalami kesulitan berkomunikasi dengan Anda. Sulit bagi orang lain untuk menerima kenyataan bahwa Anda telah bekerja keras untuk mencapai apa yang Anda miliki. Selain itu, kamu juga orang yang bisa mencintai dengan sepenuh hati meski dengan hati yang hancur. Sikap bertanggung jawab secara alami tumbuh dalam diri Anda. Anda adalah orang yang percaya pada kejujuran dan kerja keras. Karena karakter baik Anda, orang mempercayai Anda sepenuhnya. Tidak hanya itu, Anda juga orang yang baik dalam menangani tugas pekerjaan. Anda dapat berpikir cepat dan bertindak sesuai kebutuhan. Catatan Dr Salim **Gempa Cianjur telah meluluhlantakkan tanah Pasundan, mari bersama-sama meringankan penderitaan saudara-saudara kita di Cianjur Nomor Rekening BCA 500 557 2000 Yayasan Pundi Amal Peduli Kasih. Bantuan akan disalurkan berupa sembako, layanan kesehatan, tenda, dll. Kepedulian kami adalah harapan mereka. Anda memiliki pemikiran yang sangat bagus di benak Anda yang sangat berharga bagi Anda. Anda pada dasarnya adalah seorang introvert. Jadi bergaul hanya dengan orang yang berpikiran sama. Kamu juga orang yang suka duduk sendiri dan memikirkan teori atau ide baru tentang hal-hal tertentu. Anda tidak bisa memalsukan sesuatu dan tetap berpegang pada etika yang berlaku. Jika Anda yakin sesuatu itu benar, Anda akan mendukungnya meskipun kebanyakan orang menentang gagasan itu. Anda memiliki kepribadian yang merupakan perpaduan sempurna antara spontan dan tak terduga. Hal ini membuat sangat sulit bagi orang untuk menghubungi Anda. Karena kesalahpahaman ini, Anda akan mudah terluka. Arti Lambang Pancasila, Warga Indonesia Wajib Tahu! Untuk mengembangkan kreativitas Anda, Anda selalu mencari ruang pribadi. Anda juga selalu menuntut rasa hormat dari orang lain dan sangat emosional. Anda adalah orang yang terbiasa menjalani hidup mandiri dan memercayai insting Anda. Anda menjadi pendukung bagi keluarga dan orang yang Anda cintai. Anda selalu mengikuti impian Anda apa pun yang terjadi. Anda yakin akan mencapai impian ini karena Anda telah merencanakan jalan untuk mencapai tujuan tersebut. Kamu adalah orang yang memiliki keberanian untuk menerima kebenaran. Ini membutuhkan kejujuran tidak hanya dari diri sendiri, tetapi juga dari orang lain. Anda sangat pandai membangun hubungan dengan orang-orang di sekitar Anda. Anda selalu dikelilingi oleh teman-teman dan mereka adalah sumber kebahagiaan dalam hidup Anda. Aura cerah dan hangat Anda membantu orang-orang di sekitar Anda merasa nyaman. Memaknai Tongkat Dan Tasbih Syaikhana Cholil Bin Abd Latif Anda adalah orang yang selalu berusaha untuk meningkatkan efisiensi Anda sendiri setiap hari. Anda mencari cinta dari setiap sudut kehidupan dan siap membalasnya bahkan dari mereka yang tidak mencintai Anda. Anda cerdas, menarik, dan memiliki kepribadian yang unik. Anda ahli dalam membuat orang tertawa. Antusiasme Anda tidak mengenal batas dan spontanitas Anda adalah salah satu kualitas yang membedakan Anda dari orang lain. Kepribadian Anda yang kuat terkadang dapat membuat orang lain kewalahan. Itu selalu menyenangkan bertemu dengan Anda karena Anda penuh keajaiban dan kegembiraan. Anda melihat hidup sebagai hadiah dan mencoba untuk mendapatkan yang terbaik darinya. Anda memastikan bahwa hidup Anda bermakna dengan menggunakannya sebaik mungkin. Anda bangga dengan apa yang telah Anda buat dalam hidup dan pencapaian Anda. Anda bukan salah satu dari mereka yang menahan perasaan Anda seperti kebahagiaan atau kesedihan dari orang-orang terdekat dan tersayang. Anda sangat jujur ​​​​dalam hal berbagi rasa sakit dan kegembiraan dengan keluarga dan teman. Anda pemaaf dan tidak pendendam. Cokro Manggilingan, Filosofi Jawa Untuk Memaknai Siklus Kehidupan *Fakta atau gosip? Untuk memverifikasi kebenaran informasi yang disebar, silakan masukkan nomor WhatsApp pengecekan fakta 0811 9787 670 dengan memasukkan kata kunci yang diperlukan. Babak 16 besar Piala Dunia FIFA 2022 semakin liar pertandingan Portugal vs Swiss disiarkan langsung di SCTV, Indosiar, Vidio dan NEX Parabola Link Live Streaming BRI Liga 1 2022 Pekan 12 6 dan 7 Desember 5 Siap Pertandingan Budaya pertandingan merupakan pola makna yang terkandung dalam simbol-simbol yang diwariskan sepanjang sejarah. Budaya adalah sistem konsep yang diwariskan dan diekspresikan dalam bentuk simbolik yang dengannya orang mentransmisikan, melestarikan, dan mengembangkan pengetahuan tentang budaya dan sikap terhadap kehidupan ini. Sebagai makhluk budaya, manusia berkomunikasi dengan membuang dan menginterpretasikan simbol melalui struktur interaksi sosial yang terjadi. Simbol dengan demikian menjadi pedoman dalam memperluas cakrawala wawasan budaya masyarakat. Proses komunikasi adalah proses menafsirkan simbol-simbol tersebut. Melalui indera ini manusia menemukan dan berbagi realitas. Melalui makna ini, orang memainkan peran mereka dalam budaya. Badan Pertanahan Nasional Siam 2009 42 mengungkapkan bahwa simbol mengungkapkan sesuatu yang sangat berguna untuk komunikasi. Berdasarkan apa yang dikatakan Siam, simbol memegang peranan penting dalam fenomena komunikasi. Dalam kajian interaksionisme simbolik, simbol itu sendiri diciptakan dan dimanipulasi oleh individu-individu yang bersangkutan untuk mencapai pemahaman tentang dirinya dan masyarakat. Pada prinsipnya, simbol dapat diartikan sebagai bahasa verbal dan bahasa nonverbal dalam maknanya, dan bentuk interaksi sebenarnya dari simbol tersebut berlangsung dalam kegiatan komunikatif. Saat mentransmisikan sinyal pesan verbal dan non-verbal, komunikator mencoba memahami rangsangan tersebut. Di sini terjadi proses sosial dimana kedua belah pihak berusaha untuk berkontribusi dalam proses komunikasi yang sedang berlangsung saat itu. Dengan demikian, komunikasi memang tidak dapat dipandang sebagai proses interaksi sederhana antar simbol, tetapi di samping itu, komunikasi adalah proses interaksi makna yang terkandung dalam simbol-simbol yang digunakan. Dengan demikian, suatu proses komunikasi juga dapat menjadi sarana yang digunakan untuk mempresentasikan sesuatu kepada pihak lain melalui simbol yang digunakan untuk menyampaikan suatu pesan. Di sini simbol atau simbol adalah simbol verbal yang diungkapkan melalui bahasa, serta simbol yang ditampilkan melalui objek, warna, dan alat bantu lainnya. Tips Menumbuhkan Budaya Literasi Pada Anak Usia Dini Simbol umumnya dianggap sebagai gambaran visual dari realitas transendental di luar penampilan. Agar simbol lebih mudah dipahami, perlu dibedakan antara tanda dan simbol. Isyarat adalah keadaan atau hal yang dikomunikasikan oleh pemberi. Misalnya, siswa mengacungkan jarinya sebagai jawaban atas salah satu pilihan dari pertanyaan yang disajikan. Tanda adalah keadaan atau hal yang menginformasikan/memahami penerimanya. Misalnya, siswa secara tradisional memahami jari telunjuk sebagai jawaban atas beberapa pilihan. Simbol atau kelompok simbol digunakan untuk menghubungkan suatu konsep, ide umum, pola atau bentuk. Menurut Langer, konsep adalah makna yang disepakati bersama oleh komunikator. Makna yang disepakati secara kolektif merupakan makna konotatif, di sisi lain merupakan gambaran dari makna individual. Makna simbolis. Tanda atau simbol adalah stimulus yang menunjukkan adanya sesuatu yang lain. Dengan demikian, sinyal sangat erat kaitannya dengan niat sebenarnya untuk bertindak Morrison, 2013 89. Makna yang kita lampirkan pada simbol adalah produk dari interaksi dan tampilan sosial. Kesepakatan kami untuk menggunakan makna tertentu untuk simbol tertentu. Misalnya cincin yang melambangkan ikatan resmi dan emosional, sehingga kebanyakan orang mengasosiasikan simbol ini dengan konotasi positif. Namun, beberapa melihat pernikahan sebagai institusi yang menindas. Orang-orang ini akan bereaksi negatif terhadap cincin kawin dan semua simbol lain yang mereka anggap memalukan. Hubungan Interaksi Di Media Sosial Dalam Pendekatan Ontologi, Epistemologi, Dan Aksiologi Halaman 1 Tradisi adalah suatu sistem menyeluruh yang mencakup cara-cara aspek dan memberi makna pada tindak tutur, praktik ritual dan berbagai jenis perilaku manusia atau banyak manusia yang bertindak di antara mereka sendiri Wasid, 2011 30. Pelanggaran tradisi dengan demikian mengganggu keharmonisan dan mengganggu ketertiban dan stabilitas dalam hubungan besar dan kecil. Dalam tradisi, ada beberapa kriteria yang dapat dibagi dengan mempersempit ruang lingkup. Dalam pengertian sempit ini, tradisi berarti bagian-bagian dari warisan sosial tertentu yang memenuhi syarat-syarat tertentu, yaitu yang masih hidup sampai sekarang. Dilihat dari aspek materi, yaitu hal-hal yang menunjukkan dan mengingatkan kita akan hubungan tertentu dengan kehidupan lampau. Dilihat dari segi ide-ide seperti kepercayaan, keyakinan, simbol, norma, nilai dan ideologi, sebenarnya mempengaruhi pemikiran dan perilaku yang mungkin mengaitkan makna tertentu dengan masa lalu mereka. Kujang adalah senjata unik yang berasal dari tanah Pasundan. Salah satu pengrajin chopper di Bogor adalah Galeri Kujang yang terletak di Jl. Parung Benteng, Kel. Catulmpa, KEC. Bogor Timur, Kota Bogor Timur. Pemilik tempat ini, Wahyu Affandi Suradinata atau Abah Wahyu Kujang, memulai hobinya pada tahun 1995. Namun, pada tahun 2000, Abah Wahyu mendapat teguran dari guru budayanya, Anis Jatisunda. Memaknai Tumbuhnya Spiritualitas Pada Anak Dan Definisinya “Pemakai kujang bukan sembarang benda, kita harus menghormati leluhur kita. Bahwa pemegang kujang bukanlah orang sembarangan, yaitu beberapa orang dari kerajaan. Jadi begini, kalau ada yang suka, saya minta sesuatu sebagai imbalan, apakah itu materi atau upah tenaga kerja.” kata Anees Jatisunda. Ayah Wahyue melakukan ini di awal tahun 2000. Hal itu membuatnya semakin menjadi penggila toko barang bekas. kemudian guru budaya mereka kembali dan berkata “Sekarang banyak karyamu milik banyak orang, aku mendengar informasi. Sekarang buat aturan, harga setiap pahat tergantung pada jumlah mata. Untuk menghormati nenek moyang kita. Misalnya, jika bahannya memiliki 4 mata. adalah baja, maka orang tersebut harus membayar jika mata 5 maka orang tersebut harus membayar 550 dll. 10% mahar toko barang bekas akan dikenakan Bagaimana cara menjadi manusia harimau, simbol manusia, bagaimana kehidupan manusia, simbol kehidupan manusia, bagaimana kehidupan manusia purba, bagaimana cara menjadi manusia serigala, bagaimana proses pernapasan manusia, bagaimana proses pencernaan makanan pada manusia, bagaimana cara mengetahui kehidupan manusia purba di indonesia, bagaimana manusia, bagaimana cara allah menciptakan manusia, bagaimana allah menciptakan manusia
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Interaksi simbolik merupakan teori yang tidak asing dalam ilmu sosial dan komunikasi. Teori ini digunakan untuk menganalisis gejala-gejala yang ada di masyarakat. Teori ini memandang hakikat manusia sebagai makhluk yang relasional dengan menggunakan simbol-simbol tertentu. Interaksi simbolik menuntut manusia agar memiliki kepekaan, mampu berpikir kritis, kreatif, serta aktif dalam memaknai dan menghayati simbol-simbol saat melakukan interaksi sosial. Teori interaksi simbolik mampu membedah bagaimana perilaku komunikasi dan interaksi antar manusia dalam konteks yang luas. Dalam perkembangannya, teori ini sempat mendapat kritikan keras, seperti konsepnya yang terlalu abstrak, batasan-batasan yang digunakan kurang jelas, serta kurang dapat memaknai apa yang menjadi fokus kajian. Hingga akhirnya, angin segar datang dan membuat para peneliti mengerti pentingnya mempelajari teori interaksi simbolik. Mereka percaya bahwa simbol yang dapat dipahami dengan baik akan memiliki penafsiran yang baik pula, dan sebaliknya. Selain itu, perkembangan manusia dan lingkungan juga turut membutuhkan kemampuan memahami simbol-simbol dengan baik dan benar. Dengan kata lain, pemahaman seseorang terkait teori ini akan mengurangi terjadinya kerancuan interpretasi. Buku berjudul Interaksi Simbolik Teori dan Penerapannya dalam Penelitian Pendidikan dan Psikologi ini memiliki lima bab pembahasan. Bab pertama membahas akar sejarah teori interaksi simbolik. Pada bab ini diuraikan sejarah lengkap teori interaksi simbolik, mulai dari kemunculan gagasan interaksi simbolik oleh George Herbert Mead, kelahiran teori interaksi simbolik, serta kemunculan mazhab interaksi simbolik pada awal perkembangannya, yakni mazhab Chicago dan Lowa. Selanjutnya, bab dua membahas tokoh dan perkembangan interaksi simbolik. Pada bab dua ditekankan lebih lanjut mengenai perbedaan pandangan para tokoh terkait interaksi simbolik melalui diskursus diri dan identitas. Pertama, Mead dengan gagasannya the Self. Menurut Mead, inti dari teori interaksi simbolik adalah diri/ self. Mead menganggap bahwa konsep diri merupakan suatu proses interaksi antara individu dengan orang lain dalam konteks sosial. Lebih jauh, Mead menganggap bahwa konsep diri dapat bersifat subjek sekaligus objek. Selanjutnya, Charles H. Cooley dengan konsep pemikirannya the Glass Self. Cooley mengartikan "diri" sebagai akar dari segala sesuatu yang dibicarakan. Cooley juga mengemukakan pendapatnya terkait konsep diri yang kemudian menjadi salah satu teorinya yang terkenal, yakni the Looking-Glass Self. Ia berargumen bahwa konsep diri seorang individu ditentukan oleh apa yang dipikirkan orang lain terhadap individu tersebut. Dengan kata lain, seorang individu memerlukan penafsiran orang lain terkait "bagaimana" dirinya. Buku ini menguraikan pula pandangan William James, salah satu pelopor studi psikologi. James mengidentifikasi perbedaan-perbedaan dalam konsep "diri". Ternyata, pandangan James tidak jauh berbeda dengan pandangan Mead yang menganggap "diri" dapat bersifat subjek maupun objek. Ia meyakini bahwa diri individu mewakili suatu masyarakat tertentu dan memerlukan pandangan yang sesuai dengan realitas yang ada. Masih banyak tokoh lain yang memiliki pandangan berbeda terkait teori interaksi simbolik, seperti Howard S. Becker dengan konsep labelling, Anselm Strauss dengan konsep transformasi identitasnya, Norman Denzin yang mengemukakan metodologi interaksi simbolik, serta tokoh-tokoh lain yang telah dirangkum dalam buku ini. Bab tiga buku ini mengupas tentang fokus dan perspektif metodologis interaksi simbolik yang terdiri atas analisis kode, analisis tema, analisis kata-kata informan, serta analisis teks dan konteks. Selanjutnya, paradigma ilmiah dalam perspektif interaksi simbolik dibahas pada bab empat. Pada bab ini diulas lebih dalam mengenai interaksi simbolik yang pada akhirnya dapat menjadi sebuah pendekatan. Dijelaskan pula premis-premis, proporsi, unit analisis, dan prinsip interaksi simbolik yang dapat digunakan dalam sebuah penelitian. Lebih lanjut, mengenai desain, tahap-tahap, dan kunci utama penelitian interaksi simbolik diuraikan pada bab lima sebagai bab penutup. Buku ini menarik, melalui pembahasannya sedikit demi sedikit dapat mengubah mindset pembaca tentang hakikat manusia, yakni keberadaan manusia sebagai homo symbolicum yang hidupnya akan selalu terikat dengan simbol dalam interaksi dan komunikasi. Tanpa adanya simbol, tidak akan dapat dimaknai suatu komunikasi antara satu individu dengan individu lain. Minimnya buku ini terletak pada penggunaan tanda baca. Selain itu, buku ini kurang cocok dibaca oleh pembaca pemula karena bahasa, istilah-istilah, serta pembahasannya yang lebih cocok untuk pembaca dari dunia akademisi. Terlepas dari itu, buku ini akan sangat bermanfaat jika dijadikan rujukan bagi mahasiswa, terutama mahasiswa pasca sarjana yang diharuskan mampu membuat suatu naskah akademik atau penelitian-penelitian yang BukuJudul Interaksi Simbolik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian Pendidikan dan Psikologi Penulis Dr. Abdul Muhid, M. Dr. Winarto Eka Wahyudi, M. Pd. Madani Kelompok Intrans Publishing 1 2 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Makna Simbol dalam Kehidupan Manusia Bagaimana Kita Mengartikannya? – Halo Antrakasa friends, apa kabar? Simbol bisa dibilang merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia. Namun, tahukah kita bagaimana sebenarnya kita mengartikan simbol tersebut? Mari bersama-sama belajar lebih dalam tentang makna simbol dalam kehidupan manusia. Yuk, simak artikel ini! Daftar isi 1Makna Simbol dalam Kehidupan Manusia Bagaimana Kita Mengartikannya?PengenalanPentingnya Simbol dalam Kehidupan ManusiaKonteks dalam Memahami SimbolTipe SimbolSimbol dalam Seni dan BudayaPeran Simbol dalam Iklan dan PemasaranSimbol dalam AgamaBagaimana Kita Mengartikan Simbol?Bagaimana Simbol Mempengaruhi Kehidupan Kita?Simbolisme dan Makna dalam SeniSimbolisme dalam SastraSimbolisme dalam Film dan TelevisiSimbol dalam Dunia TeknologiSimbol dalam Kehidupan Sehari-hariKesimpulan Pengenalan Simbol adalah representasi visual atau grafis dari suatu konsep atau gagasan. Dalam kehidupan manusia, simbol digunakan dalam berbagai bentuk seperti logo, tanda-tanda jalan, dan bahkan dalam seni dan budaya. Namun, apakah kita benar-benar memahami makna dari simbol-simbol ini? Pentingnya Simbol dalam Kehidupan Manusia Simbol memainkan peran penting dalam kehidupan manusia, terutama dalam komunikasi dan pemahaman budaya. Kemampuan untuk memahami makna simbol memungkinkan kita untuk memahami pesan yang ingin disampaikan melalui simbol tersebut. Pemahaman simbol juga membantu kita memahami sejarah dan budaya manusia. Konteks dalam Memahami Simbol Memahami simbol membutuhkan pemahaman konteks di mana simbol tersebut digunakan. Sebagai contoh, simbol merah putih yang biasa kita lihat di bendera Indonesia memiliki makna yang berbeda jika digunakan di bendera negara lain atau dalam konteks lain. Tipe Simbol Terdapat beberapa tipe simbol seperti simbol matematika, simbol religius, dan simbol-bendera. Setiap tipe simbol memiliki makna yang berbeda-beda dan memegang peran penting dalam kehidupan manusia. Simbol dalam Seni dan Budaya Simbol juga digunakan dalam seni dan budaya, seperti dalam seni lukis, seni rupa, musik, dan tari. Contohnya, tarian tradisional suku Sunda menggunakan gerakan simbolik untuk menceritakan cerita dan pesan tertentu. Peran Simbol dalam Iklan dan Pemasaran Saat ini, simbol banyak digunakan dalam dunia pemasaran dan iklan untuk mempromosikan produk atau jasa. Contohnya, simbol seperti Nike Swoosh dan logo Apple sudah menjadi ikonik dan mudah dikenali oleh masyarakat. Simbol dalam Agama Simbol juga memiliki peran penting dalam agama, seperti salib dalam agama Kristen, bulan sabit dalam agama Islam, dan Om dalam agama Hindu. Simbol-simbol ini memiliki makna dan simbolisme yang sangat penting dalam keyakinan agama masing-masing. Bagaimana Kita Mengartikan Simbol? Mengartikan simbol membutuhkan pemahaman konteks, budaya, dan sejarah. Agar dapat mengartikan simbol dengan benar, kita harus memperhatikan semua faktor tersebut dan tidak mengambil kesimpulan dari satu sisi saja. Bagaimana Simbol Mempengaruhi Kehidupan Kita? Simbol mempengaruhi cara kita berpikir dan merespon terhadap situasi tertentu. Simbol juga memainkan peran penting dalam mempengaruhi tren dan gaya hidup, serta dapat memberikan inspirasi untuk kreativitas dan inovasi. Simbolisme dan Makna dalam Seni Banyak karya seni memiliki makna simbolis yang sangat mendalam. Sebagai contoh, lukisan The Persistence of Memory karya Salvador Dali memiliki simbolisme yang mengacu pada kematian, waktu, dan kesedihan. Simbolisme dalam Sastra Sama halnya dengan seni, banyak karya sastra juga memiliki makna simbolis yang dalam. Contohnya, kisah tentang simbol Gatsby yang berupa jubah hijau dalam novel The Great Gatsby karya F. Scott Fitzgerald. Simbolisme dalam Film dan Televisi Banyak film dan acara televisi juga menggunakan simbolisme untuk menyampaikan pesan tertentu. Contohnya, The Matrix memiliki banyak simbolisme tentang kesadaran dan realitas dalam dunia maya. Simbol dalam Dunia Teknologi Teknologi modern juga menggunakan simbol untuk memudahkan komunikasi dan mempercepat efisiensi. Contohnya, simbol emoji yang digunakan dalam pesan teks dan media sosial. Simbol dalam Kehidupan Sehari-hari Di dalam kehidupan sehari-hari, simbol-simbol seperti angka dan huruf juga memiliki makna dan simbolisme yang penting. Angka 7, misalnya, sering dikaitkan dengan keberuntungan dan keberhasilan. Kesimpulan Simbol memegang peran penting dalam kehidupan manusia dan membantu kita dalam memahami berbagai hal di dunia ini. Untuk mengartikan simbol dengan benar, kita harus memperhatikan konteks yang tepat serta memahami budaya dan sejarah dari simbol tersebut. Dalam keseluruhan, simbol memberikan cara baru bagi manusia untuk memahami dunia di sekitar mereka hingga mempengaruhi cara kita berpikir dan bertindak. Dalam kehidupan manusia, simbol bukanlah sekadar gambar atau objek, tetapi memiliki makna dan nilai yang mendalam. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami dan mengartikannya dengan baik agar tidak terjadi kesalahpahaman yang berdampak negatif pada hubungan sosial kita. Terima kasih telah membaca artikel mengenai Makna Simbol dalam Kehidupan Manusia Bagaimana Kita Mengartikannya? Semoga artikel ini dapat bermanfaat untuk Anda. Jangan lupa untuk membagikan artikel ini kepada teman-teman dan keluarga Anda, atau melalui media sosial agar lebih banyak orang yang mengetahui pentingnya makna simbol dalam kehidupan manusia. Sampai jumpa di artikel menarik lainnya!
bagaimana cara manusia memaknai simbol